Di zaman yang serba berbau teknologi ini, siapa yang tidak kenal dengan whatsapp.
Ya Whatsapp, Whatsapp adalah aplikasi percakapan dengan fitur yang serba lengkap, yang menjadikan aplikasi ini hampir disemua smartphone memilikinya.
Whatsapp mengalahkan aplikasi percakapan yang lainnya seperti line, kakao talk, atapun BBM yang dulu di era tahun 2.000 an sangatlah populer.
Selain itu juga sekarang whatsapp memberikan sentuhan fitur bagi para pebisnis untuk mendukung usahanya.
Dan mereka memberikan nama khusus yaitu whatsapp bisnis. Kita bisa memasukan beberapa fitur bisnis disana, diantaranya masukan katalog produk, jam buka toko, pesan balasan otomatis, atau fitur bisnis lainnya.
Jadi sekarang whatsapp tidak hanya digunakan untuk aplikasi percakapan biasa saja, sekarang whatsapp sudah menjadi aplikasi percakapan untuk bisnis, dari kelas bawah, menengah hingga kelas atas. Maka dari itu kita bahas cara closing penjualan agar bisnis kita bisa berkembang dengan baik.
Ada 8 Cara Closing Penjualan melalui Whatsapp Marketing, diantaranya :
1. Mengetahui Kondisi customer (cold, warm, hot)
Penjual harus tahu market dan iklan kita yang ramai dimana.
Setelah itu kita bisa mengetahui produk yang cocok untuk market.
Dari market itulah kita bisa closing penjualan produk.
2. Kontrol Pembicaraan
Penjual yang mengarahkan dengan cara bertanya serta memberikan pilihan.
Sangat disarankan jangan menanyakan kepada customer apakah mau membeli produk atau tidak.
Akan tetapi tanyakanlah kepada customer, apakah mau pilihan produk A atau produk B.
Misalnya kalau beli produk A akan mendapatkan keuntungan A, dan jika membeli produk B akan mendapatkan keuntungan B.
3. Memberikan Keterbatasan
Penjual memberikan keterbatasan kepada customer agar customer segera bertindak melakukan transaksi.
Misalnya, penjualan memberikan informasi kepada customer seperti :
produk kami kebetulan hanya tersisa 10 pcs lagi untuk harga diskon 35%.
Kemungkinan dengan stok seperti ini, hari ini bisa terjual semua, dan harga akan normal lagi besok.
Jadi kami sarankan kakak jika berminat bisa memesan orderan hari ini.
4. Sharing-Sharing Dulu, Selling-Seling Kemudian.
Banyak para penjual sukses menerapkan konsep ini.
Penjual memberikan informasi produknya kepada customer dengan mencari solusi permasalah yang ada pada customer.
Selain itu juga penjual memberikan kelebihan produknya dan mengapa membeli produknya.
Dari situlah customer akan mengerti mengapa harus membeli produk yang ditawarkan penjual.
Tanpa disadari penjual sedang menjual produknya kepada customer dan ini disebut juga soft selling.
5. Konsep Produk Terbaik
Tawarkan customer beberapa produk terbaik , misalnya 3 produk.
Berikan informasi keunggulannya hingga testimoni dari customer.
Berikan alasan mengapa produk itu produk terbaik atau best seller dari produk yang lain.
6. Value Dari Produk
Penjual bisa memberikan informasi kepada customer mengenai mengapa produk ini lebih mempunyai value yang tinggi daripada uang yang dikeluarkan oleh customer.
Semisalnya penjual memberikan informasi mengenai stiker tegel dan memberi tahu kepada customer, mengapa memilih stiker tegel.
Stiker tegel hanya tinggal tempel saja, motifnya bagus dan bisa custom, jika bosen tinggal lepas dan ganti motif baru.
Jadi kita tidak perlu membongkar tegel dengan anggaran, waktu dan tenaga yang cukup besar.
Membuat sesuatu yang mudah tidak perlu dengan susah payah.
7. Cara Cross selling dan Up Selling.
Yaitu menawarkan produk yang lain dengan harga yang menarik, sebagai suatu kesatuan dalam satu transaksi.
Contohnya penjual sudah akan closing penjualan dengan customer, customer sudah berminat dan akan membeli produk kita yang pertama.
Setelah itu penjual bisa menawarkan produk tambahan dengan harga yang menarik.
Studi kasusnya contohnya customer akan membeli produk stiker dinding, setelah itu penjual bisa menawarkan produk stiker tegel.
Teknik ini juga dipakai oleh tempat makan berkelas seperti KFC, ketika kita membelu ayam di KFC, customer service nya sering menawarkan CD musik.
Apakah kamu ingat?
8. Berikan Kata Ajaib
Kata Kata itu adalah adalah maaf, tolong dan terima kasih.
Jika kita, penjual maka cobalah masukan kata kata tersebut kepada customer.
Karena hal tersebut akan membuat nilai pelayanan kita bertambah kepada customer.
Misalnya :
- Maaf : Maaf kak, boleh tahu dengan kakak siapa dan dimana?
- Tolong : Kak, boleh minta tolong isi format ordernya, agar kami bisa secepatnya memberikan form totalannya?
- Terima kasih : Baik, terima kasih sudah mempercayai toko kami sebagai tempat memesan pesanan belanjaannya. Semoga sehat selalu kakak beserta keluarga.
Studi Kasus Antara Pembeli dan Penjual
1. Transaksi Pasif
Pembeli : Halo min, saya mau info produk wallsticker nya.
Penjual : Halo kak, wallsticker adalah ….
Pembeli : Harganya berapaan min?
Penjual : Rp120.000 per-meter
Pembeli : Ongkirnya berapa min ke Jakarta?
Penjual : Ongkirnya 14.000 ka Dari Bandung
Penjual : Oh gitu ya
Pembeli : iya
(Chatting berakhir dengan hanya read)
2. Transaksi Aktif
Pembeli : Halo min, saya mau info produk wallsticker nya.
Penjual : Halo kak, Salam kenal. Kalau boleh tahu apakah kakak ada kebutuhan atau kendala yang dialami? Agar kami bisa memberikan solusi sesuai kebutuhan kakak.
Pembeli : Saya perlu stiker untuk didapur soalnya ada noda yang sudah di hilangkan.Harganya berapaan min?
Penjual : Baik kakak, kami ada stiker dinding untuk dapur kak. Bahan vinyl premium. Cocok banget buat kendala kakak. Harga Rp.155.000 ukuran 200x60cm
Pembeli : Ongkirnya berapa min ke Jakarta?
Penjual : Ongkirnya 14.000 ka Dari Bandung. Tapi jika hari ini kaka ordernya, maka ada diskon ongkir dari 11.000
Penjual : Oh gitu ya, wah lumayan juga.
Pembeli : Betul kak, kesempatan loh kak.
Penjual : Ya sudah saya order ya ka, minta format ordernya
Pembeli : Siap kak.
(Chatting berakhir dengan hanya closing penjualan)
.
Kesimpulan : Selling harus aktif, jangan pasif.
Tinggalkan Balasan